.

Senin, 28 April 2014

LUHAN EXO BERGABUNG DI INSTAGRAM


luhan



Luhan adalah anggota EXO selanjutnya yang membuat akun Instagram. Sementara itu, kris adalah anggota EXO pertama yang bergabung di Instagram, Ia mem-followakun instagram Luhan maupun Jia miss A, jadi fans menegaskan bahwa akun instagram itu adalah akun asli milik Luhan.
Sejauh ini Luhan telah mengunggah empat buah foto. Jika kalian ingin mengetahui kegiatan sehari-hari Luhan, follow akun instagram-nya @luexolu.
luhan1
source : dkpopews

EXO-M MENDAPATKAN PENGHARGAAN DI ‘CHINA MUSIC AWARDS’

EXO-M_1398284699_exom
EXO-M menghadiri ‘China Music Awards’ ke-18 pada tanggal 23 April dan memenangkan penghargaan untuk ‘Asian Most Influential Group,’ mengalahkan pesaing lain termasuk, 2PM!
Mereka menerima trofi dengan rasa syukur.
Mereka juga membawakan judul lagu baru, “Overdose” Meskipun ada hanya enam dari mereka, EXO masih memiliki kehadiran panggung yang luar biasa!
Cek video-nya di bawah ini :



source: akp

BAEKHYUN EXO AKAN LAKONI DEBUT MUSIKAL

baekhyun exo
Setelah pemberitaan mengenai Luhan yang akan melakukan debut akting dalam film, kali ini sebuah berita mengenai satu lagi member EXO yang juga akan melakukan debut akting.
Baekhyun telah dikonfirmasi akan membintangi musikal pertamanya yang berjudul “Singin’ in the Rain”. Musikal ini diproduksi oleh SM Entertainment dan menjadi musikal pertama (melalui SM C&C) yang mereka produksi. Musikal ini diambil dari film Amerika berjudul sama yang dirilis pada tahun 1952 lalu.
Dalam musikal ini, Baekhyun akan berperan sebagai pemeran utama pria, Don Lockwood. Kyuhyun Super Junior dan Onew SHINee juga akan memerankan peran yang sama. Ketiganya akan tampil di pertunjukan dengan waktu yang berbeda. “Singin’ in the Rain” akan memulai pertunjukannya pada 5 Juni hingga 3 Agustus mendatang di Seoul Chungmu Art Hall.
Source: soompi

LUHAN EXO AKAN BINTANGI FILM “MISS GRANNY” VERSI CINA

wpid-luhan_1396396453_20140403_exo1.jpg
Luhan EXO akan terjun ke dalam dunia akting.
Pada 23 April, sebuah kantor pemberitaan di Cina mengumumkan bahwa Luhan akan berakting dalam film “Back to 20s” (terjemahan dari Bahasa Mandarin), yang disutradarai oleh Chen Zhen Dao.
Seorang perwakilan dari SM Entertainment mengungkapkan kepada Newsen pada 23 April, “Luhan telah dikonfirmasi akan membintangi film ‘Back to 20s’. Saat ini kami tengah membicarakan tentang jadwal syutingnya.”
“Back to 20s” adalah versi Cina dari film “Miss Granny”, yang telah mendapatkan delapan juta penonton di Korea. Luhan akan berperan sebagai cucu dari karakter utama.
“Back to 20s” akan dibintangi oleh Yang Zishan dan Bolin Chen sebagai pemeran utama. Proses syuting film ini akan dimulai pada 20 Mei mendatang.
Saat ini Luhan sedang melakukan promosi bersama dengan EXO-M di Cina.
Source: mwave

Senin, 21 April 2014

BAGAIMANA KABAR YOOKYUNG SETELAH KELUAR DARI A PINK?


A-Pink_1398007854_af_org
Mantan member A Pink, Yookyung kembali terlihat, dan penggemar-nya senang melihat dia lagi sejak kepergiannya hampir tepat satu tahun yang lalu.
Foto itu diposting ke komunitas online. Dia tampak bahagia dan ceria seperti biasa, melakukan pose aegyo untuk kamera dengan temannya.
Yookyung saat ini berfokus pada studinya dan masih belum tahu apakah ia akan kembali ke industri hiburan, baik sebagai idola atau dalam kapasitas lain.
Kita berharap bisa melihatnya di atas panggung lagi segera.


source: akp

[FANFICTION] NEVER GROW UP




‘Never Grow Up’

Author : Pabo Namja
Cast : Byun BaekHyun, Kim JoonMyeon, Kim TaeYeon
Type : One Shoot
Genre : Family
Inspired from Taylor Swift Song ‘Never Grow Up‘
**

Suara tangis kecil, memecah setiap peluh yang membanjiri seluruh tubuhku. Mendengar suara kecil itu membuatku menghembuskan nafas lega.

“Selamat bayi anda laki – laki” ucap dokter yang dua jam terkahir ini membantuku, bukan tapi membantunya untuk melihat dunia.

“Sayang,, lihat.. buah hati kita,”

JoonMyeon mendekat dengan tubuh kecil dalam dekapannya.

“ah.. lihat, matanya mirip denganmu TaeYeon-ah…”

“Oppa…. aku ingin memeluknya..” ucapku.

JoonMyeon dengan sangat hati – hati memberikan bayi mungil itu dalam dekapanku.

Dia memiliki warna kulit putih bersih, tidak salah lagi baik aku ataupun JoonMyeon memiliki kulit terlalu putih. Matanya, JoonMyeon berkata matanya mirip denganku tapi, aku fikir kedua pasang mata kecil ini lebih mirip dengan miliknya.

Kulihat dia menggeliat pelan, bibir merah kecilnya terlihat mengecap beberapa kali. Matanya yang masih utuh terpejam terlihat berkedut sebelum suara tangis kecil kembali terdengar.

“Memberi ASI pasca melahirkan itu yang terbaik untuk ibu dan sang bayi,” ucap Dokter yang menghampiri kami dan tersenyum. “Nampaknya dia kehausan..”

Aku tersenyum.

Menyusui?.

Aku resmi menjadi ibu.

“cha~ Kim TaeYeon, ini akan menjadi tombak awal jabatan barumu sebagai seorang ibu.. memberi ASI minuman pertama yang bayi kita butuhkan.”

JoonMyeon mengelus pelan rambutku sambil tersenyum. Dia benar, ini awal dari segalanya awal dari lembar baru hidupku sebagai seorang ibu.

Entah ini terlalu senang atau aku sedih, tapi tanpa terasa air mata ini mengalir saat bibir kecil itu mengecap dalam terpejam setiap ASI yang mengalir di tenggorokannya.

“BaekHyun… kita namai anak beruntung ini BaekHyun, bagaimana?” ucap JoonMyeon yang terduduk disamping ranjang memperhatikan aku dan.. BaekHyun.

“Ne… BaekHyun Appa…” jawabku sambil mengusap butiran diujung mataku.

Panggil aku ibu, BaekHyun­-a….

***

Ruangan samping kamarku dan JoonMyeon bukan sebuah ruangan kosong lagi.

Warna biru pastel dengan wallpaper langit memberikan nuansa sangat nyaman untuk kamar ini. Sebuah kereta tidur lengkap dengan kelambu putih terletak ditengah ruangan itu.

Ya.. kamar yang dulu hanya sebuah ruangan kosong, kali ini menjadi ruangan yang paling sering aku dan JoonMyeon kunjungi. Kamar dengan tulisan ‘BaekHyun’ dengan balok warna – warni menggantung dipintu masuknya.

9 Bulan berlalu begitu cepat. Baik aku ataupun JoonMyeon sangat menikmati waktu 9 bulan terakhir ini.

Melihat pertumbuhan BaekHyun setiap harinya. Mata kecilnya yang mulai tajam menangkap bayangan ayah dan ibunya, helai rambut yang sedikitnya mulai tumbuh, berat badan yang menjadikannya bayi chuby membuat JoonMyeon gemas dengan dua pipi Bakpao BaekHyun bahkan suara tangisnya saja bisa membuat aku dan JoonMyeon tersenyum.

BaekHyun memberi nuansa baru dirumah ini.

“Eom..mmaa… ayo Baekki katakan,, Eomm….mmaa…”

Menemani BaekHyun bermain dengan benda – benda kesayangannya diruang tengah, menjadi hal menyenangkan disore hari sambil menunggu JoonMyeon pulang dan menyapa kami.

“Eom…mmaa… ayo..”

“Heung… eung… Mmmaaa…”

“Mmaa.. Mmmaaa MMAAA…”

“Geurae… Mmaa sudah cukup untuk hari ini..”

BaekHyun terus mengulang kalimat – kalimat ajaibnya ‘heung… Mmmaa mmaa.. aaakk~’. Aku sungguh menyukai hal itu, saat baekhyun mulai mengucapkan kalimat – kalimat yang hanya dia mengerti dengan bibirnya yang mulai basah dan tawa kecil.

Kebahagian itu memang sangat sederhana.

“Aku pulang…”

Suara kunci pintu dan suara nyaring terdengar dengan munculnya JoonMyeon. Menjadi sosok Ayah yang baik, aku tidak pernah menyangka JoonMyeon benar – benar menjadi sosok ayah yang mengaggumkan.

“BaekHyun-a…..”

JoonMyeon berlari menghampiriku dan BaekHyun. Dia membelai pelan rambutku dan memberi satu Ciuman sore hari sebelum tangan kokohnya memeluk BaekHyun.

“jadi… hari ini apa yang jagoan ayah lakukan.. eum..”

“Aaapp..ppaa…. Ppaa.. ppa….”

Aku terdiam.

JoonMyeon mengerjap beberapa kali dan memandangku dalam diam.

“Apa barusan Baekhyun mengucapkan ‘Appa’?” tanya JoonMyeon.

Aku berdiri menghampiri mereka berdua.

“Baeki-ya ayo katakan lagi…”

“Ahhh… uri BaekHyunie sudah bisa memanggil appa….”

Kata pertama yang BaekHyun ucapkan.

‘Appa’

Meski setelah itu dia kembali dengan rentetan kalimat ajaibnya, aku dan JoonMyeon tidak akan pernah melupakan moment ini.

Kalimat pertama BaekHyun.

***

“Eomma… boleh Baeki bawa ini..”

Aku menoleh dan mendapati BaekHyun mengacungkan mainan robot Iron Man kesayangan miliknya.

“Anio… ” jawabku kembali sibuk mencari dasi JoonMyeon.

Kulihat BaekHyun kembali berlari kecil menuju suatu tempat yang aku yakin ketempat dimana dia menyimpan semua harta karunya.

Beberapa menit kemudian BaekHyun kembali berdiri diambang pintu kamar saat aku memasangkan dasi JoonMyeon.

“Eomma Baeki boleh membawa dia…” ucap BaekHyun penasaran. Kali ini sungguh membuatku dan JoonMyeon terkejut.

Bukan robot Iron Man, bukan pedang laser bukan juga topeng baja hitamnya, tapi yang dia bawa kali ini adalah seekor anak ayam.

Anak ayam peliharaan JoonMyeon.

JoonMyeon tertawa dan dia menghampiri BaekHyun yang masih dengan mata penasaran memandang kami.

“Baekkii­-ya… ini hari pertamamu sekolah, bukan harimu berekreasi.” JoonMyeon mengacak rambut hitam BaekHyun dan mengambil benda kuning kecil dalam genggaman BaekHyun.

Ya.. JoonMyeon sangat menjaga benda – benda kuning itu.

“Apa yang harus Baeki bawa eomma…” tanyanya dengan wajah cemberut.

BaekHyun masi terus memandangi kepergiaan JoonMyeon yang tengah mengembalikan anak ayam miliknya.

Jangan katakan BaekHyun dan JoonMyeon kelak memiliki hobi yang sama, memelihara hewan yang tidak sewajarnya.

Aku menghampiri BaekHyun dan meraihnya dalam gendongan.

Berbeda.

Berat badannya sungguh.

4 tahun yang lalu aku masih sangat mudah untuk menggendongya. Kali ini, dia sungguh sudah tumbuh menjadi jagoanku dan JoonMyeon. Hari ini bahkan BaekHyun sudah mulai bersekolah.

Masih dengan BaekHyun dalam gendonganku menuju ke kamarnya yang sudah berbeda dengan kamarnya 4 tahun yang lalu.

“Hari ini, hari pertama Baek sekolah, apa yang harus dibawa?” aku mendudukan Baekhyun di ranjang bentuk mobilnya.

Kulihat dia mengangguk antusias.

“Em…” ucapnya.

“Hadiah hari pertama Baeki sekolah….” Ucapku sambil menunjukan padanya, tas merah tua bergambar iron man.

“Woah…. Tas sekolahh…” ucapnya girang.

“Semua ini yang harus Baeki bawa kesekolah ” ucapku saat dia membuka isi tasnya dan mendapati seperangkat alat tulis didalamnya.

“Woahh Baeki punya buku dan pensil sendiri, apa disekolah akan belajar menulis seperti yang eomma ajarkan…” tanyanya saat dia memegang dua buku.

“Tentu,,” jawabku sambil menyentuh hidung kecilnya.

“tunggu eomma.. Baeki tulis nama Baekhi disini ya…” tunjuk Baekhyun pada lembar pertama bukunya.

“ehm… ini pensilmu..” kataku sambil memberikan pensil padanya.

Selanjutnya BaekHyun terlarut dengan kegiatan menulis namanya sendiri.

Waktu sangat cepat bukan, sekarang bahkan Baekhyun sudah bisa menulis namanya sendiri.

‘Kim BaekHyun’

JoonMyeon masuk dengan dasi yang sudah terpasang. Aku bahkan lupa aku tadi sedang memasangkan dasi untuknya.

“Kau sudah siap murid BaekHyun,, ayo kita berangkat sekolah…”

“SIAAAP………!!!! Ayo.. Appaa.. eommaa…”

Lihat, dia begitu bersemangat.

Hari pertama baekHyun sekolah.

***

“Seharusnya tim Wolf bisa masuk babak selanjutnya, ini menyebalkan.” BaekHyun dengan gusar berguling dikarpet berbulu.

Minggu sore seperti ini sangat menyenangkan disaat aku, JoonMyeon dan BaekHyun menghabiskan waktu luang di ruang tengah bercerita tentang semua hal.

Aku yang masih asik dengan mengupas apel mengalihkan perhatian pada BaekHyun.

“Kenapa?” tanyaku.

“Eomma,, aku bahkan sudah menyiapkan hati untuk melakukan tarian ceremony tapi Kim JongIn, bocah itu menghancurkannya.” Ucap BaekHyun sebal.

“JongIn, bukankah kalian dekat, kenapa kau begitu sebal. Apa yang terjadi pada JongIn?” Tanya JoonMyeon sambil menurunkan kacamata bacanya.

“Ya… yaa dia temanku yang paling bodoh.” Baekhyun mengambil sepotong apel dan melanjutkan ceritanya.

“Aku sudah memperingatkan dia untuk berhati – hati menjelang pertandingan, karena posisi dia sangat penting.” Satu potong apel kembali masuk dalam mulutnya. “Tapi skateboard sialan itu membuatnya tidak bisa bertanding..”

“Jaga ucapanmu,,” ucap JoonMyeon lembut.

“Sorry Dad…” jawab Baekhyun sambil tersenyum, malu.

“Kau teman yang jahat Baekkii…” ucapku.

“wae? Kenapa aku..” Tanya Baekhyun dengan matanya yang membulat.

“Temanmu sedang sakit tapi kau malah menyalahkannya. Ibu yakin, dibanding kau JongIn saat ini yang paling merasa bersalah…”

“hemh… entahlah… aku urus tentang JongIn nanti, yang pasti sekarang aku masih sebal…” jawab BaekHyun yang kembali menjatuhkan tubuhnya bergulung manja.

“Masih ada pertandingan selanjutnya kan…” ucap JoonMyeon.

“Masih sangat lamaa….” Jawab BaekHyun sambil mengerucutkan bibir tipisnya.

Baekhyun bocah yang beberapa tahun lalu selalu ingin membawa benda – benda aneh saat berangkat sekolah. Baekhyun, yang dulu senang sekali bermain dengan anak – anak ayam peliharaan JoonMyeon dihalaman belakang.

Kini Baekhyun remaja tengah duduk didepanku. Bukan membicarakan power ranger atau iron man, atau merengek karena tidak JoonMyeon izinkan bermain dengan benda – benda kuning kesayangannya. Tapi, Baekhyun badan yang mulai meninggi, Baekhyun yang tengah menggunakan seragam sepak bola dengan nomor punggung 4, Baekhyun yang tengah membicarakan teman – temannya, bukan ayam – ayam JoonMyeon lagi.

Baekhyun 14 tahun.

BaekHyun beranjak dewasa.

Bukan hanya aku dan JoonMyeon yang sekarang merasakan keberadaan BaekHyun, tapi juga teman – teman sekelilingnya. Bukan hanya padaku dan JoonMyeon saja sekarang Baekhyun bercerita, tapi juga pada mereka.

BaekHyun beranjak dewasa.

***

‘eomma… aku pulang. Bisakah eomma membuka kan pintu untuku.. hehehe’

Aku terperanjat saat membaca satu pesan baru.

“Kenapa?” Tanya JoonMyeon saat melihat reaksiku.

“Baekhyun pulang,” ucapku dengan mata berbinar.

Selanjutnya, aku dan JoonMyeon beranjak menuju pintu dan mendapati BaekHyun tengah berdiri dengan senyum dan tangan terbuka.

“adakah yang merindukan anak tampan ini..” ucapnya sambil tersenyum lebar.

“Baekii.. kenapa kau tidak memberi tahu kami kalau mau pulang..” tanyaku sambil memeluknya. Ah.. aku merindukannya. Sungguh.

“Kejutan… eomma dan appa terkejut bukan..” ucapnya.

“Anak jahil.. ” ucap JoonMyeon sambil memeluknya pelan.

Sudah berapa kali kukatakan, bahwa sang waktu bergulir terlalu cepat bukan?. Apa mereka iri melihat kebahagianku ini.

Seperti baru kemarin aku melahirkan bocah kecil mungil dengan mata yang masih tertutup rapat, sekarang dia berdiri dihadapnku dengan tinggi yang sudah jauh melampauiku. Dengan matanya yang hitam berbinar dan senyum manisnya.

BaekHyun…

Bukan lagi bayi kecil, bukan lagi anak kecil, bukan remaja nakal, yang sekarang berdiri didepanku, BaekHyun diawal umur 20-nya.

BaekHyun yang seorang mahasiswa yang mengharuskan dia mengambil kuliah jauh dari rumah dan membuat kita jarang bertemu.

“Eomma… aku ada satu cerita..” ucap Baekhyun saat kami tengah menonton TV usai makan malam.

“Apa,, katakan.”

Baekhyun mengambil handphonenya dan menunjukan satu foto padaku dan berganti pada JoonMyeon.

“Siapa dia,,” Tanya JoonMyeon.

Baekhyun kembali menyimpan ponsel disakunya, tersenyum sebentar sebelum kembali melanjutkan ceritanya.

“Namanya NamJoo… dia.. pacarku.”

Aku terdiam, JoonMyeon terdiam. Perlahan kami memandang BaekHyun dan tersenyum.

“Baekhyun-a… kau bahkan sudah punya pacar..” JoonMyeon antusias. “Bawa dia kemari, appa ingin mengenalnya..”

“Tentu,, nanti aku akan mengenalkannya pada eomma dan appa..”

“BaekHyun kita,, sekarang bahkan kau sudah memiliki perempuan selain eomma..” ucapku.

“aigoo eomma,, tentu. Anakmu yang tampan ini banyak yang menginginkan.” Ucapnya.

“Kau lebih mencintai dia apa eomma..” ucapku tiba – tiba.

Baik JoonMyeon atau Baekhyun, mereka terdiam. Apa pertanyaanku terlalu berlebihan?.

“hooho,, eomma… kau tetap wanita nomor satu dihidupku…” jawab Baekhyun.

Aku mengusap tangannya pelan.

“Eomma hanya bercanda… tentu saja kau membutuhkan sosok perempuan lain dalam hidupmu..”

Baekhyun dan perempuan baru dalam hidupnya.

Haruskah aku bersedih. Ini awal dari hal yang kutakutkan, saat dia menemukan pasangan hidupnya, menautkan hidup dengan pasangannya dan meninggalakan aku juga JoonMyeon.

Membayangkn semua itu, terbersit dalam fikiranku andai semuanya tidak beranjak berubah. Andai Baekhyun tetap menjadi anak kecil yang asik bermain dengan anak ayam di halaman belakang, dan aku juga JoonMyeon tetap menjadi pasangan muda yang selalu tersenyum melihat tingkah BaekHyun kecil.

Itu mustahil, Karena hidup terus berjalan.

Aku hanya satu berharap, meski suatu saat Baekhyun melanjutkan hidup barunya dengan seseorang dia tidak akan melupakan aku ataupun JoonMyeon.

“Saranghae eomma…” kurasakan Baekhyun berbisik pelan ditelingaku. “Aku baru mengucapkan kata cinta pada dua orang, pertama eomma kedua appa..” Ucap baekhyun sambil memandang kami.

“Tenanglah, aku masih tetap Baekhyun kecil kalian…”

Seberapa berubah semua keadaan. Aku tetap percaya cinta kami tidak akan berubah.

“Saranghae…” ucapku, untuk mereka berdua. Baekhyun kecilku dan JoonMyeon tampanku.


END.

[FANFICTION] GOODBYE...




‘Goodbye...’

Author : Pabo Namja
Cast : Xi LuHan, Kwon YeeNa
Type : One Shoot
Genre : Romance, Sad

**

When I Was Your Man milik Bruno Mars mengalun merdu mengisi atmosfer caffe yang sepi ini. Aura sendu kembali mendera kalbu perempuan yang sedari tadi memaku matanya pada pandangan diluar, sinar hangat awal musim panas lebih menyita perhatiannya dari pada lelaki didepannya yang sekarang mulai menyenandungkan lagu tersebut.

Perempuan dengan rambut ikal itu membuang nafas berat dan memasang senyum kembali menatap lelaki bersweeter abu didepannya. Merasa sepasang iris coklat kembali memerhatikannya, lelaki itu tersenyum dan menghentikan senandungnya.

“Aku pernah berfikir untuk menyanyikan lagu ini dikonser mendatang bagaimana menurutmu?.” Tanya si Lelaki sweeter yang bernama LuHan itu sambil mengambil cangkir capuccino miliknya.

“bagus, kau cocok saat menyanyikan lagu berbahasa inggris.” Jawab si perempuan.  

Matanya dengan lembut memerhatikan lelaki dihadapannya. Menginjak tahun ke lima dia mengenal lelaki dihadapannya ini. Dan ini merupakan tahun ke tiga sejak dia resmi menjadi kekasih lelaki bernama Xi LuHan idola musik korea yang tidak pernah padam.

Ia masih ingat rasa bahagia yang memenuhi kerongkongannya malam itu, yang berbanding terbalik dengan perasaannya akhir – akhir ini terhadap Lelaki dihadapannya. Ia masih terus bertanya – tanya pada lubuk hatinya arti dari keresahanya. Tidak seperti dulu, perasaan malas kadang menerpa saat dia bersama LuHan. Apa dia sudah bosan? Apa dia lelah? Bukan itu jawaban pastinya, dan jawaban tepatnya sampai detik ini pun dia belum tahu.

“Yeena.” LuHan melambaikan tangan didepan muka perempuan yang bernama yeena, membuatnya tersadar dari lamunannya. “Sebegitu rindukah kau padaku? Tatapanmu membuatku takut.” Canda LuHan.

“Aku tidak pernah merindukanmu sekalipun.” Jawab Yeena sambil terkekeh.

“Aku rasa tempat ini mulai banyak pengunjung, kita pergi sekarang?.” LuHan memiringkan kepalanya kearah pintu keluar. Inilah style dating mereka, saat suatu tempat mulai ramai saat itulah mereka mencari tempat baru yang sepi.

“Hemh.” Yeena mengangguk. Dia merapihkan pakaiannya dan menyusul LuHan yang sudah mendahuluinya keluar dari caffe ini. Yeena menghentikan langkahnya saat ia melihat seorang wanita baya didepan meja kasir tersenyum padanya. Yeena membalas senyumnya dan sedikit membungkukan badanya sebelum melanjutkan langkahnya.

***

“Anak – anak manajemen nanti malam berencana pergi keluar, kau ikut bergabung?” tanya Choi Rora, rekan Yeena dikampus. Yeena tahu persih dengan rencana ‘pergi keluar’, mereka pasti akan menghabiskan malam bersama pasangan sambil menikmati soju dan gurita kering di tepi sungai Han.

Pernah Yeena ikut sekali acara itu dan berhasil membuatnya terkubur dalam kesendirian. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa menunjukan kekasihnya pada teman – temannya. Dan yang mereka tahu hanyalah Kwon yeena yang sudah hampir 4 tahun tanpa pendamping. Menyedihkan.
“Seperti biasa, aku tidak ikut. Maaf, Rora kurasa kau mengerti alasanku.” Jawab Yeena sambil menepuk bahu Rora pelan sebelum dia keluar dari ruangan dan mulai sibuk dengan ponselnya.

“Senior Jung yang mengajakmu.” Ucap Rora menghentikan langkah Yeena. “Senior Jung yang memintaku untuk mengajakmu, ayolah Yeena sudah sangat jelas dia memliki ketertarikan padamu kenapa kau terus menghindar?.”

Yeena hanya diam sambil memainkan gantungan Handphonenya, ia memang sudah tahu tentang fakta itu, tapi apa boleh buat dia sudah terkait hati dengan orang lain. Satu senyuman tersungging dibibir kecil yeena sebelum dia melanjutkan langkahnya keluar kelas dan melambaikan tangan pada Rora “Ucapkan terimakasihku padanya, tapi maaf aku tidak bisa.”

Angin penghujung musim semi menerpa rambut yeena, dia menghirup sebentar udara hangat itu untuk mengisi kerongkongannya. Yeena mengalihkan perhatian pada handphonenya, dengan cepat dia mengetikkan pesan singkat dan kembali melanjutkan langkahnya.

Mianhe…. rencana hari ini sepertinya gagal. Aku dan Hyung ada program mendadak. Tapi kau bisa kesini, princess sudah berkumpul J. Mianhe… saranghae…

Yeena terpaku membaca balasan pesan singkat dari LuHan. Dia berniat menagih date dengannya hari ini, tapi apa boleh buat selalu begini. Menyusul ke dorm mereka? Bergabung dengan Princess. Semua member tahu pasti apa arti dibalik kata ‘princess’ bisa disebut Yeena juga bagian dari mereka, kekasih member lain.

Yeena sudah sering menghabiskan waktu dengan mereka, yang dilakukan seharian membicarakan tentang kekasih mereka yang berstatus idol dan kehisterisan mereka.

Tapi untuk hari ini Yeena merasa lelah dengan semua itu, entahlah dia bingung. Yang dia inginkan hanya Xi LuHan dan menjalani hubungan layaknya pasangan normal. Ok, itu memang berlebihan, setidaknya yeena memahami arti kata normal dengan status kekasihhnya yang seorang superstar. Dan keyakinan itu semakin hari, semakin memudar.

“Apa yang akan kau lakukan untuk mempertahankanku Xi LuHan.” Bisik Yeena.

***

Yeena terbangun dari lamunannya saat satu tangan menempuk bahunya. Dan ia menyadari bahwa mobil mereka sudah terparkir di depan dorm kekasihnya.

“Kau naiklah keatas, ada Youngran di dorm mungkin bisa menemanimu. Aku mendapat sms mendadak dari Manager, aku tidak akan lama kita lanjutkan acara date hari ini.”

LuHan menatapnya dengan lembut, seolah memberi kode jangan marah, ini semua mendadak. Yeena memejamkan matanya dan kembali membuang nafas berat, dengan enggan dia membuka sabuk pengaman tapi gerakannya terhenti dia membalikan badanya dan menatap LuHan penuh arti.

“Bisa kita bicara sebentar.?” Tanya Yeena.
“Aku sudah menunggumu mengucapkan ini dari tadi. Aku merasa ada yang tidak beres denganmu. Katakan.” Pinta LuHan lembut. Dia membalikan badanya menghadap yeena memperhatikan arti kelam matanya.

Yeena diam, dia terlihat ragu.

“Ini menginjak tahun ketiga kita bersama.” Yeena memulai dengan hati – hati.

“Aku tahu.” Jawab LuHan lembut.

“Umurmu tahun ini menginjak 23, dan aku 21.” Lanjut Yeena.

“Aku juga tahu untuk hal itu.” LuHan kembali menjawab.

Yeena memejamkan matanya sebentar, “Bisakah aku mendapatkan perlakuan dari kekasih layaknya pasangan umur 21, bisakah kau menunjukan pada yg lain aku kekasihmu?” tak ada keberanian Yeena untuk menatap mata hitam LuHan. Mengatakan itu pun dengan Yeena menekan semua keberaniannya.

LuHan membenarkan posisi duduknya, tangannya dengan ritme mengetuk setir yang ia jadikan tumbuan, “Aku memang tidak bisa memberikan apa yang wanita seumurmu inginkan, pengakuan, kepastian dan masa depan. Aku bukan tidak berani mengatakan ‘YA’ dan berusaha untuk itu, tapi aku takut dengan kata ‘YA’ itu hanya akan membuatmu lelah.”

“Apa kau berada dalam batas lelahmu,?” LuHan menyentuh tangan Yeena lembut, dan saat itu bulir bening jatuh ditangannya.

Yeena menggeleng pelan, “maksudku, aku selalu berusaha untuk tidak lelah untuk ter-”
“dan sekarang kau mencapai batas lelahmu,” LuHan mengangkat wajah Yeena dan mengusap lembut air matanya. “Maaf membuatmu merasa terus terkungkung, maaf membuatmu merasa hidup tidak normal aku selalu ingin melakukan apa yang naluriku inginkan, tapi ada keterbatasan yang kumiliki.”

Yeena terisak pelan, dia berkali -  kali menggelengkan kepalanya mencoba mematahkan yang LuHan ucapkan. “Bukan itu yang ku maksud, hanya saja bisa kita untuk tidak saling bertemu untuk beberapa waktu? Izinkan hatiku merasakan kehilangan agar aku bisa kembali mendekap hangatmu.” Dengan air mata yang terus mengalir, yeena menggenggam erat tangan LuHan.

“Aku mengerti. Kembalilah saat kau mulai merindukan kehangatanku, aku selalu disini utnukmu. Dan saat itu tiba, aku harap ada segenggam harapan baru untuk kita.” LuHan tersenyum pahit, dia merangkul lembut yeena dan membelai rambutnya mencoba merasakan kehadiran yeena yang selalu memberikan sinar dalam hidupnya.

“Maafkan aku…” bisik Yeena.

“Tidak ada yang salah dalam kasus ini, yang kau lakukan benar. Biar hati kita masing – masing menemukan kembali jalan pulang.”
Yeena memeluk erat LuHan. Dia tidak tahu kapan pastinya dia membuat keputusan semacam ini. Beban datang melanda saat bersamanya tapi rasa sakit juga menerpa ulu hatinya saat mereka berpelukan satu sama lain dan merasakan detak jantung masing – masing. Yeena masih merasakanya, masih sangat merasakannya.

“Yakinkan cintamu pada dirimu, kau masih merasakan detakan jantungku sama seperti malam kita pertama berpelukan bukan. Aku masih ada untukmu Kwon Yeena.” LuHan kembali memeluk Yeena erat dan membelai lembut rambutnya.

***

‘kau yakin dengan keputusan ini?’

Yeena mengeja tiap kata yang terbentang dilayar handphonenya. Puluhan pesan singkat menghujani jaringan handphonenya sejak tadi sore. Haruskah Yeena berharap lebih untuk masuk infotainment tentang berita putusnya dia dengan sang superstar?.
Dengan setengah hati –karena ini bukan untuk pertama kalinya dia menjelaskan- yeena dengan cepat sebagai balasan pesan dari temannya YoonHee.

‘semoga yakin… J ’
-Sent-

Sebelah mana kau bisa melihat indahnya perpisahan?. Sebenci apapun kita akan satu hal, pasti ada setumbuk rasa nyeri saat sebuah perpisahan menyapa. Itu yang dilandasi benci. Lalu apa kabar dengan Yeena bencipun tidak ada menyambangi kejadian ini. Jadi haruskah dia ragu?. Ragu melangkah hanya akan membuatnya terjebak kembali, setidaknya ia ingin tetap melakukan hal sama tapi dengan sedikit melangkah maju. Berlebihan kah?

Yeena beranjak dari kegiatannya bergelung dalam perasaan anehnya. Memusatkan manik coklatnya pada rentetan folder dilaptop hitamnya.

“Apakah semua ini akan bertambah atau akan ku enyahkan?.”

“Meskipun berpisah denganmu, bukan berarti menghilangkan tentangmu..” Ucap Yeena dengan sejurus kemudian mengarahkan pointer mouse nya pada folder bernama ‘Music’.
‘Love Dust’

Detik selanjutnya, suara berat dan lembut dari seseorang bernama Xi LuHan mengalun mengisi ruang sempit di hati Yeena.

‘Kau dan LuHan Oppa berakhir bukan berarti kita berakhir juga kan?.’

Yeena menghentikan aktifitasnya tenggelam dalam lembutnya alunan musik itu, saat satu pesan kembali menyatroni Handphonenya.

.Park Youngran.

Itu nama yang tertera di layar Handphonenya. Yeena kenal betul dengan sifat temannya yang satu ini. Dengan senyum Yeena kembali mengetik pesan untuk balasan dan penjelasan kedepannya.

‘Aku memutuskan hubungan dengan lelaki bodoh itu, bukan dengan kalian. Semua masih sama. Perlakukan aku biasa saja. Aku masih Yeena yang dulu… J’

Yeena membaca kembali setiap kata yang dia tulis, setelah dirasa tidak berlebihan, dia memilih beberapa nomor yang dia rasa harus dikirimi pesan ini.

.Uminie wifeu

.Ahjumma

.Baekkie wifeu

.Ming wifeu

.Yeol Wifeu

.Joon Wifeu

Yeena terkekeh saat membaca rentetan Phonebook yang dia pilih.
-Sent-

“Haruskah aku mengganti nama kontak mereka?.”

“Semuanya baru saja dimulai bukan berakhir…”
Bisik Yeena lebih pada dirinya sendiri.

END.