‘Goodbye...’
Author : Pabo Namja
Cast : Xi LuHan, Kwon YeeNa
Type : One Shoot
Genre : Romance, Sad
**
When I Was Your Man milik Bruno Mars mengalun merdu mengisi
atmosfer caffe yang sepi ini. Aura sendu kembali mendera kalbu perempuan yang
sedari tadi memaku matanya pada pandangan diluar, sinar hangat awal musim panas
lebih menyita perhatiannya dari pada lelaki didepannya yang sekarang mulai
menyenandungkan lagu tersebut.
Perempuan dengan rambut ikal itu membuang nafas berat dan
memasang senyum kembali menatap lelaki bersweeter abu didepannya. Merasa
sepasang iris coklat kembali memerhatikannya, lelaki itu tersenyum dan
menghentikan senandungnya.
“Aku pernah berfikir untuk menyanyikan lagu ini dikonser
mendatang bagaimana menurutmu?.” Tanya si Lelaki sweeter yang bernama LuHan itu
sambil mengambil cangkir capuccino miliknya.
“bagus, kau cocok saat menyanyikan lagu berbahasa inggris.”
Jawab si perempuan.
Matanya dengan lembut memerhatikan lelaki dihadapannya.
Menginjak tahun ke lima dia mengenal lelaki dihadapannya ini. Dan ini merupakan
tahun ke tiga sejak dia resmi menjadi kekasih lelaki bernama Xi LuHan idola
musik korea yang tidak pernah padam.
Ia masih ingat rasa bahagia yang memenuhi kerongkongannya malam
itu, yang berbanding terbalik dengan perasaannya akhir – akhir ini terhadap
Lelaki dihadapannya. Ia masih terus bertanya – tanya pada lubuk hatinya arti
dari keresahanya. Tidak seperti dulu, perasaan malas kadang menerpa saat dia
bersama LuHan. Apa dia sudah bosan? Apa dia lelah? Bukan itu jawaban pastinya,
dan jawaban tepatnya sampai detik ini pun dia belum tahu.
“Yeena.” LuHan melambaikan tangan didepan muka perempuan yang
bernama yeena, membuatnya tersadar dari lamunannya. “Sebegitu rindukah kau padaku?
Tatapanmu membuatku takut.” Canda LuHan.
“Aku tidak pernah merindukanmu sekalipun.” Jawab Yeena sambil
terkekeh.
“Aku rasa tempat ini mulai banyak pengunjung, kita pergi
sekarang?.” LuHan memiringkan kepalanya kearah pintu keluar. Inilah style dating
mereka, saat suatu tempat mulai ramai saat itulah mereka mencari tempat baru
yang sepi.
“Hemh.” Yeena mengangguk. Dia merapihkan pakaiannya dan menyusul
LuHan yang sudah mendahuluinya keluar dari caffe ini. Yeena menghentikan
langkahnya saat ia melihat seorang wanita baya didepan meja kasir tersenyum
padanya. Yeena membalas senyumnya dan sedikit membungkukan badanya sebelum
melanjutkan langkahnya.
***
“Anak – anak manajemen nanti malam berencana pergi keluar, kau
ikut bergabung?” tanya Choi Rora, rekan Yeena dikampus. Yeena tahu persih
dengan rencana ‘pergi keluar’, mereka pasti akan menghabiskan malam bersama
pasangan sambil menikmati soju dan gurita kering di tepi sungai Han.
Pernah Yeena ikut sekali acara itu dan berhasil membuatnya
terkubur dalam kesendirian. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa
menunjukan kekasihnya pada teman – temannya. Dan yang mereka tahu hanyalah Kwon
yeena yang sudah hampir 4 tahun tanpa pendamping. Menyedihkan.
“Seperti biasa, aku tidak ikut. Maaf, Rora kurasa kau mengerti
alasanku.” Jawab Yeena sambil menepuk bahu Rora pelan sebelum dia keluar dari
ruangan dan mulai sibuk dengan ponselnya.
“Senior Jung yang mengajakmu.” Ucap Rora menghentikan langkah
Yeena. “Senior Jung yang memintaku untuk mengajakmu, ayolah Yeena sudah sangat
jelas dia memliki ketertarikan padamu kenapa kau terus menghindar?.”
Yeena hanya diam sambil memainkan gantungan Handphonenya, ia
memang sudah tahu tentang fakta itu, tapi apa boleh buat dia sudah terkait hati
dengan orang lain. Satu senyuman tersungging dibibir kecil yeena sebelum dia
melanjutkan langkahnya keluar kelas dan melambaikan tangan pada Rora “Ucapkan
terimakasihku padanya, tapi maaf aku tidak bisa.”
Angin penghujung musim semi menerpa rambut yeena, dia menghirup
sebentar udara hangat itu untuk mengisi kerongkongannya. Yeena mengalihkan
perhatian pada handphonenya, dengan cepat dia mengetikkan pesan singkat dan
kembali melanjutkan langkahnya.
Mianhe…. rencana hari ini
sepertinya gagal. Aku dan Hyung ada program mendadak. Tapi kau bisa kesini,
princess sudah berkumpul J. Mianhe… saranghae…
Yeena terpaku membaca balasan pesan singkat dari LuHan. Dia
berniat menagih date dengannya hari ini, tapi apa boleh buat selalu begini.
Menyusul ke dorm mereka? Bergabung dengan Princess. Semua member tahu pasti apa
arti dibalik kata ‘princess’ bisa disebut Yeena juga bagian dari mereka,
kekasih member lain.
Yeena sudah sering menghabiskan waktu dengan mereka, yang
dilakukan seharian membicarakan tentang kekasih mereka yang berstatus idol dan
kehisterisan mereka.
Tapi untuk hari ini Yeena merasa lelah dengan semua itu,
entahlah dia bingung. Yang dia inginkan hanya Xi LuHan dan menjalani hubungan
layaknya pasangan normal. Ok, itu memang berlebihan, setidaknya yeena memahami
arti kata normal dengan status kekasihhnya yang seorang superstar. Dan
keyakinan itu semakin hari, semakin memudar.
“Apa yang akan kau lakukan untuk mempertahankanku Xi LuHan.”
Bisik Yeena.
***
Yeena terbangun dari lamunannya saat satu tangan menempuk
bahunya. Dan ia menyadari bahwa mobil mereka sudah terparkir di depan dorm
kekasihnya.
“Kau naiklah keatas, ada Youngran di dorm mungkin bisa
menemanimu. Aku mendapat sms mendadak dari Manager, aku tidak akan lama kita
lanjutkan acara date hari ini.”
LuHan menatapnya dengan lembut, seolah memberi kode jangan
marah, ini semua mendadak. Yeena memejamkan matanya dan kembali membuang nafas
berat, dengan enggan dia membuka sabuk pengaman tapi gerakannya terhenti dia
membalikan badanya dan menatap LuHan penuh arti.
“Bisa kita bicara sebentar.?” Tanya Yeena.
“Aku sudah menunggumu mengucapkan ini dari tadi. Aku merasa ada
yang tidak beres denganmu. Katakan.” Pinta LuHan lembut. Dia membalikan badanya
menghadap yeena memperhatikan arti kelam matanya.
Yeena diam, dia terlihat ragu.
“Ini menginjak tahun ketiga kita bersama.” Yeena memulai dengan
hati – hati.
“Aku tahu.” Jawab LuHan lembut.
“Umurmu tahun ini menginjak 23, dan aku 21.” Lanjut Yeena.
“Aku juga tahu untuk hal itu.” LuHan kembali menjawab.
Yeena memejamkan matanya sebentar, “Bisakah aku mendapatkan
perlakuan dari kekasih layaknya pasangan umur 21, bisakah kau menunjukan pada
yg lain aku kekasihmu?” tak ada keberanian Yeena untuk menatap mata hitam LuHan.
Mengatakan itu pun dengan Yeena menekan semua keberaniannya.
LuHan membenarkan posisi duduknya, tangannya dengan ritme
mengetuk setir yang ia jadikan tumbuan, “Aku memang tidak bisa memberikan apa
yang wanita seumurmu inginkan, pengakuan, kepastian dan masa depan. Aku bukan
tidak berani mengatakan ‘YA’ dan berusaha untuk itu, tapi aku takut dengan kata
‘YA’ itu hanya akan membuatmu lelah.”
“Apa kau berada dalam batas lelahmu,?” LuHan menyentuh tangan Yeena
lembut, dan saat itu bulir bening jatuh ditangannya.
Yeena menggeleng pelan, “maksudku, aku selalu berusaha untuk
tidak lelah untuk ter-”
“dan sekarang kau mencapai batas lelahmu,” LuHan mengangkat
wajah Yeena dan mengusap lembut air matanya. “Maaf membuatmu merasa terus
terkungkung, maaf membuatmu merasa hidup tidak normal aku selalu ingin
melakukan apa yang naluriku inginkan, tapi ada keterbatasan yang kumiliki.”
Yeena terisak pelan, dia berkali - kali menggelengkan kepalanya mencoba
mematahkan yang LuHan ucapkan. “Bukan itu yang ku maksud, hanya saja bisa kita
untuk tidak saling bertemu untuk beberapa waktu? Izinkan hatiku merasakan
kehilangan agar aku bisa kembali mendekap hangatmu.” Dengan air mata yang terus
mengalir, yeena menggenggam erat tangan LuHan.
“Aku mengerti. Kembalilah saat kau mulai merindukan
kehangatanku, aku selalu disini utnukmu. Dan saat itu tiba, aku harap ada
segenggam harapan baru untuk kita.” LuHan tersenyum pahit, dia merangkul lembut
yeena dan membelai rambutnya mencoba merasakan kehadiran yeena yang selalu
memberikan sinar dalam hidupnya.
“Maafkan aku…” bisik Yeena.
“Tidak ada yang salah dalam kasus ini, yang kau lakukan benar.
Biar hati kita masing – masing menemukan kembali jalan pulang.”
Yeena memeluk erat LuHan. Dia tidak tahu kapan pastinya dia
membuat keputusan semacam ini. Beban datang melanda saat bersamanya tapi rasa
sakit juga menerpa ulu hatinya saat mereka berpelukan satu sama lain dan
merasakan detak jantung masing – masing. Yeena masih merasakanya, masih sangat
merasakannya.
“Yakinkan cintamu pada dirimu, kau masih merasakan detakan
jantungku sama seperti malam kita pertama berpelukan bukan. Aku masih ada
untukmu Kwon Yeena.” LuHan kembali memeluk Yeena erat dan membelai lembut
rambutnya.
***
‘kau yakin dengan keputusan
ini?’
Yeena mengeja tiap kata yang terbentang dilayar handphonenya.
Puluhan pesan singkat menghujani jaringan handphonenya sejak tadi sore.
Haruskah Yeena berharap lebih untuk masuk infotainment tentang berita putusnya
dia dengan sang superstar?.
Dengan setengah hati –karena ini bukan untuk pertama kalinya dia
menjelaskan- yeena dengan cepat sebagai balasan pesan dari temannya YoonHee.
‘semoga yakin… J ’
-Sent-
Sebelah mana kau bisa melihat indahnya perpisahan?. Sebenci
apapun kita akan satu hal, pasti ada setumbuk rasa nyeri saat sebuah perpisahan
menyapa. Itu yang dilandasi benci. Lalu apa kabar dengan Yeena bencipun tidak
ada menyambangi kejadian ini. Jadi haruskah dia ragu?. Ragu melangkah hanya
akan membuatnya terjebak kembali, setidaknya ia ingin tetap melakukan hal sama
tapi dengan sedikit melangkah maju. Berlebihan kah?
Yeena beranjak dari kegiatannya bergelung dalam perasaan
anehnya. Memusatkan manik coklatnya pada rentetan folder dilaptop hitamnya.
“Apakah semua ini akan bertambah atau akan ku enyahkan?.”
“Meskipun berpisah denganmu, bukan berarti menghilangkan
tentangmu..” Ucap Yeena dengan sejurus kemudian mengarahkan pointer mouse nya
pada folder bernama ‘Music’.
‘Love Dust’
Detik selanjutnya, suara berat dan lembut dari seseorang bernama
Xi LuHan mengalun mengisi ruang sempit di hati Yeena.
‘Kau dan LuHan Oppa
berakhir bukan berarti kita berakhir juga kan?.’
Yeena menghentikan aktifitasnya tenggelam dalam lembutnya alunan
musik itu, saat satu pesan kembali menyatroni Handphonenya.
.Park Youngran.
Itu nama yang tertera di layar Handphonenya. Yeena kenal betul
dengan sifat temannya yang satu ini. Dengan senyum Yeena kembali mengetik pesan
untuk balasan dan penjelasan kedepannya.
‘Aku memutuskan hubungan
dengan lelaki bodoh itu, bukan dengan kalian. Semua masih sama. Perlakukan aku
biasa saja. Aku masih Yeena yang dulu… J’
Yeena membaca kembali setiap kata yang dia tulis, setelah dirasa
tidak berlebihan, dia memilih beberapa nomor yang dia rasa harus dikirimi pesan
ini.
.Uminie wifeu
.Ahjumma
.Baekkie wifeu
.Ming wifeu
.Yeol Wifeu
.Joon Wifeu
Yeena terkekeh saat membaca rentetan Phonebook yang dia pilih.
-Sent-
“Haruskah aku mengganti nama kontak mereka?.”
“Semuanya baru saja dimulai bukan berakhir…”
Bisik Yeena lebih pada dirinya sendiri.
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar